Beda Penilaian Menteri Era SBY dan Era Jokowi

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 16:28 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Jokowi punya gaya penilaian berbeda atas menterinya. Penilaian itu sama-sama untuk reshuffle.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Gubernur DKI Joko Widodo (kanan) saat Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Reshuffle Kabinet Kerja disebut bakal dilakukan setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan reshuffle akan dilakukan dalam waktu dekat untuk meningkatkan kinerja. Karena JK menyebut kinerja, maka menarik untuk membandingkan cara menilai kinerja menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika SBY punya Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), maka Jokowi memiliki Staf Kepresidenan.

Gaya SBY Terima Penilaian UKP4

Pada era SBY, penilaian dilakukan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Mantan Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto, saat berbincang dengan CNN Indonesia menjelaskan bagaimana cara penilaian kinerja para menteri era SBY tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kuntoro memulai cara penilaian menteri itu dengan menyebutkan bahwa tugas menteri adalah membantu presiden untuk memenuhi janji-janji yang disampaikan saat kampanye dulu. “Janji kampanye ini lah yang kemudian juga disebut sebagai visi presiden,” katanya.

Visi presiden, tukas Kuntoro, lalu dijabarkan menjadi program-program. Menjabarkan visi menjadi program ini, kata Kuntoro, dilakukan oleh presiden, wakil presiden bersama dengan UKP4.

UKP4, sebutnya, lalu menurunkan lagi program-program itu menjadi target-target yang harus dipenuhi oleh masing-masing kementerian. UKP4 kemudian bersama dengan staf masing-masing kementerian membedah tiap target itu menjadi kriteria-kriteria yang jadi indikator pencapaian target-target itu.

“Kriteria itu harus dibahas masing-masing kementerian karena karakter masing-masing kementerian kan berbeda. Juga biar ada kesepahaman antara kementerian dengan UKP4 bagaimana cara penilaian dan apa yang dinilai,” sebutnya.

Interval penilaian masing-masing kementerian, lanjut Kuntoro, dilakukan UKP4 dalam rentang kuartal dan tahun. Penilaian dalam rentang kuartal, diberi dua warna, kuning dan hijau. Warna kuning berarti kriteria-kriteria itu belum tercapai, sementara hijau sudah tercapai. Sementara untuk penilaian tahunan, diberi warna biru dan merah. Warna biru berarti target terpenuhi, sementara merah berarti gagal memenuhi target. (Baca juga: Survei: Susi, Menteri Jokowi dengan Kinerja Terbaik)

Kuntoro menyebut, sepengalaman dia, memberikan penilaian menteri di pada tahun pertama sering biasa. Saat itu, semua menteri tengah melakukan penyesuaian di tempat barunya. Penilaian menteri oleh UKP4, lanjut dia, baru terlihat serupa dengan penilaian publik di tahun kedua hingga keempat.

Pada tahun kelima, Kuntoro menyebut hampir semua menteri sudah tidak fokus untuk menjalankan tugasnya masing-masing untuk mencapai target yang telah ditetapkan. “Tahun kelima jadi tahun politik. Banyak menteri, terutama yang dari parpol mulai fokus ke langkah-langkah politik untuk kelanjutan karir politik mereka,” tuturnya. (Baca juga: Fahri Ingin Jokowi Pilih Menteri yang Pandai Berpolitik)

Gaya Jokowi yang Peka Media

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER