Jakarta, CNN Indonesia -- Enam
startup dinyatakan lolos ke babak final
live pitching di ajang kompetisi Thinkubator yang diselenggarakan oleh Grab bekerja sama dengan TransMedia.
Pada tahap final yang diselenggarakan Jumat (29/3) malam, keenam startup diberikan kesempatan untuk mempresentasikan konsep bisnis mereka di hadapan tiga juri yakni chairman dan founder CT Corp Chairul Tanjung, CEO dan pendiri Tokopedia William Tanuwijaya, dan Presiden PT KSEI Frederica Widyasari.
Cek profil keenam
startup potensial yang telah melalui tahap presentasi konsep bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PinishipPiniship menawarkan konsep bisnis logistik yang bergerak di industri perkapalan. Julio, sosok di balik bisnis ini mengaku prihatin terhadap masalah ekspor nasional yang 90 persen diantaranya mengandalkan jalur laut menggunakan kontainer.
Pria berusia 23 tahun ini berhadap konsep bisnis Piniship bisa mendorong pemerintah melakukan perkembangan demi perkembangan untuk tujuan ekspor nasional.
"Saat ini Indonesia masih mengalami masalah perkembangan ekspor, masih banyak manual proses, digitalisasi yang tidak ada, dokumen yang rumit sekali dilakukan sebagai eksportir," ujar Julio disela presentasinya di hadapan juri.
Julio mengatakan Piniship menghadirkan sebuah
web platform yang sudah terintegrasi dengan semua industri. Ia mencontohkan saat ini Piniship telah mengembangkan digitalisasi proses pelabuhan di Indonesia Timur, yang telah menggandeng Pelindo 4.
Mandor.idMandor.id merupakan aplikasi yang berawal dari permasalahan sebagian besar masyarakat Indonesia yang kesulitan merencanakan tempat tinggal. Masalah utamanya yakni merencanakan tempat tinggal yang sesuai dengan biaya, mutu, dan waktu.
Andita Sugiono dan Rica Margareta, sosok di balik aplikasi ini menawarkan jasa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, perancangan, pemeliharaan, hingga pengawasan proyek secara digital.
Aplikasi ini memiliki dua fitur utama kami adalah Ayo Konsultasi dan Ayo Wujudkan. Ayo Konsultasi merupakan fitur edukasi bagi konsumen supaya konsumen bisa mendapatkan bangunan yang sesuai dengan keinginannya secara efektif dan efisien.
"Sedangkan di Ayo Wujudkan, ada tiga sub bagian yaitu Ayo Desain, Ayo Bangun dan Ayo Renov. Pada bagian ini konsumen akan mendapatkan pemeliharaan, pelaksanaan hingga perancangan," jelas Rica.
Darah KitaZulkarnaim Mansyur dan Firmansyah Ibrahim, sosok di balik aplikasi Darah Kita sempat mengalami kesulitan minimnya stok darah di Palang Merah Indonesia kota Makassar.
"Menurut data dari PMI kota Makasar, ada 60 ribu permintaan darah pada 2018 tetapi hanya 48 ribu pendonor ditambah lagi sulitnya mencari pendonor pada saat kondisi darurat," terang Zulkarnaim.
Firmansyah menambahkan jika aplikasi ini membantu masyarakat mencari pendor darah, mengecek ketersediaan darah di PMI, hingga mencari informasi terkait donor darah. Pengguna bisa mengumpulkan poin, sementara pendonor bisa mendapatkan hadiah melalui aplikasi ini.
Sejauh ini, Darah Kita telah menjangkau dua kota di wilayah Indonesia Timur yakni Makassar dan Palopo. Firmansyah mengatakan
startup besutannya memiliki tiga model bisnis yakni pengantaran calon vendor yang bekerja sama dengan transportasi
online, marketplace kesehatan, dan pengiklan di industri kesehatan.
Ngorder.idStartup asal Malang dirilis untuk membantu UKM dan pebisnis online mengelola usahanya. Agus Eko Setiyono dan Alif Akbar Fitrawan mengatakan saat ini Ngorder.id telah memiliki 11 ribu pebisnis online dengan 2.300 diantaranya merupakan pengguna berbayar.
"Sampai saat ini transaksi yang dilakukan Ngorder online, kita memiliki lebih dari 6,3 juta transaksi yang berasal dari B2B karena Ngorder cocok untuk pengguna online yang memiliki banyak seller maupun B2C dari seller ke customer," jelas Alif.
Agus mengatakan saat ini startup besutannya telah membantu UKM di lebih dari 115 kota di Indoensia. Targetnya Ngorder.id bisa membantu 100 ribu UKM di 300 kota di Indonesia.
Nanobubble.idHardi Junaedi dan Dedi Cahyadi asal Tangerang Selatan terinspirasi menerapkan teknologi nano untuk menginkatkan produktivitas budi daya udang. Hardi menuturkan pengalamannya bertemu penambak asal Situbondo, Nawawi yang mengalami kerugian justru memberi suntikan semangat untuk mengembangkan Nanobubble.
"Bayangan dua pekan menjelang panen raya, pak Nawawi mengalami kerugian signifikan karena kualitas air yang buruk dan juga ancaman virus dan bakteri di tambak udangnya sehingga gagal panen," terang Hardi disela presentasinya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Hardi dan Dedi bersama tim peneliti fisika LIPI mengembangkan teknologi nano guna menciptakan gelembung nano berukuran sangat kecil. Gelembung nano bisa meningkatkan kandungan oksigen dalam air sehingga mempercepat pertumbuhan udang dan mencegah munculnya virus dan penyakit.
Hardi mengatakan saat ini startup besutannya telah bekerja sama dengan Balai Pemberdayaan Perikanan Situbondon untuk mengadopsi teknologi nano di skala industri.
SIABBerawal dari keprihatinan terhadap masalah kebocoran, kekeringan, pencemaran air bersih, biaya air yang tinggi serta krisis air bersih lainnya, Ratih Rachmatika dan Nafisah Arinihaw mendirikan startup SIAB Indonesia.
"Kami memiliki 3 layanan utama yaitu yang pertama layanan SIAB monitoring, di mana kami bisa memonitor terkait pH, debit air, PDS juga kekeruhan dan juga suhu air dan debit air," kata Ratih.
Selain itu, SIAB Distribusi di mana dapat mendeteksi tiga pipa yang bocor dan juga mendeteksi biaya terkait air bersih. Terakhir, SIAB Recycle yang dapat mendaur ulang air kotor menjadi air bersih secara otomatis.