Infrastruktur 'Hijau' Penting, dari Mana Duitnya?

Immanuel Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2015 11:56 WIB
Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan menjadi sorotan dalam konferensi Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 di Jakarta.
Penyelesaian proyek jalan tol di Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan menjadi sorotan dalam konferensi Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 di Jakarta. Sejumlah pembicara mengatakan, Indonesia memiliki peluang menerapkan pembangunan ‘hijau’ itu di tengah upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mencatat, di sektor transportasi Indonesia membutuhkan 2.000 kilometer tol, 3.258 km rel kereta api, 15 bandar udara, dan 24 pelabuhan baru. Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan para pengusaha mendukung penuh pembangunan infrastuktur yang ramah lingkungan.

Suryo mengatakan salah satu proyek yang mencerminkan visi ini adalah Pelabuhan Teluk Lamong, sekitar 15 km sebelah utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dalam waktu dekat Presiden siap meresmikan pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan sistem rel untuk lalu lintas kontainer ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Suryo mengatakan Badan Koordinasi Penanaman Modal, atau BKPM, memperkirakan bahwa proyeksi potensi investasi ‘hijau’ untuk investor asing dan investor dalam negeri akan tumbuh dengan rata-rata 20 persen per tahun hingga tahun 2019.

“Oleh karenanya insentif untuk investasi ‘hijau’ merupakan prasyarat mutlak untuk menjamin tercapainya pertumbuhan investasi yang diharapkan,” ujar Suryo.

Tapi memang ada tantangan untuk memenuhi target pembangunan, terutama untuk pembiayaannya. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan dibutuhkan Rp 5.519 triliun untuk membangun seluruh infrastruktur yang diprogramkan pemerintah atau sekitar Rp 1.102 triliun rata-rata kebutuhan per tahunnya.

“Kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta akan meningkatkan minat investor asing untuk datang ke Indonesia,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, World Bank Group Managing Director Sri Mulyani Indrawati berkomentar mengenai konsep pembangunan Indonesia. Menurutnya pemerintah harus mulai mempertimbangkan konsep pembangunan berkelanjutan agar pertumbuhan ekonomi bisa terus terjadi.

Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pembangunan bersifat jangka pendek pada akhirnya justru akan memangkas pertumbuhan ekonomi. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan saja, kecuali jika pertumbuhannya bersifat inklusif dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Sukses tergantung pada bagaimana sebuah negara tumbuh, bukan hanya berapa besar,” kata Sri Mulyani. (gir/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER