Tahap awal dari memotong daging ikan, kata Oosawa, adalah mengeluarkan tulang panjang di tengah. "Kalau dicabut begitu saja, daging di sekitarnya akan rusak. Jadi, pakai ujung pisau dan sayat perlahan di kedua sisi yang mengapit tulang sehingga daging terbelah dua," papar Oosawa.
Setelah itu, lepaskan kulit ikan dengan sangat cermat. "Potong sedikit di bagian ujung, lalu tarik bagian ujungnya. Bukan pisau yang digeser, tapi kulitnya yang ditarik," ucap Oosawa.
Setelah bersih dari kulit, potong miring daging agak besar. Setiap potong nantinya akan dibagi lagi menjadi tiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus tiga karena empat adalah angka yang tidak terlalu baik dalam budaya Jepang. Empat sama dengan 'shi' yang jika diucapkan terdengar seperti 'mati' dalam bahasa Jepang. Sedangkan kalau lima, terlalu banyak," tutur Oosawa.
Jika sudah dipotong menjadi tiga, tumpuk dan gulung sesuai kreasi. Letakkan ketiga potong tersebut di atas tubuh ikan yang sudah disiapkan sebagai piring alami.
"Ulangi pemotongan daging sampai habis, tapi penyajian harus tetap tiga-tiga," ucap Oosawa.
Bagian bawal Jepang selesai, saatnya mengisi piring dengan makanan laut lain. Kali ini, Oosawa memilih gurita dan udang.
"Untuk memotong gurita, gerakkan pisau dengan bergerigi karena kalau lurus, ketika dikasih soyu nanti tidak meresap," kata Oosawa.
Untuk udang, kata Oosawa, tak perlu banyak dipotong. "Boleh disajikan langsung, tapi saya lebih suka potong bagian ekor," ucapnya.
Penyajian selesai, Oosawa pun menjelaskan makna keindahan suguhan bagi masyarskat Jepang. "Sashimi adalah penyajian utuh ikan yang sangat menghargai rasa. Penyajian yang indah adalah mutlak," ujar Oosawa.
(mer)