Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa tahun belakangan, beredar sejumlah informasi mengenai cara diet yang efektif. Begitu banyaknya, sampai-sampai malah jadi membingungkan.
Untuk itu, ahli gizi Harley Pasternak melakukan perjalanan ke sejumlah negara di dunia untuk mempelajari pola makan, termasuk pilihan makanan bergizi mereka.
Hasilnya, Pasternak mendapati kebiasaan warga Jepang makan beragam rumput laut, sedangkan warga China selalu menggabungkan paling tidak lima makanan dengan warna berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ke-dua negara tersebut, Pasternak juga melakukan pengamatan mengenai cara hidup masyarakat Amerika Utara yang sangat berbeda dengan negara lain. Mereka gemar sekali menambahkan bumbu, seperti, garam, gula dan bahan pengental.
Selain dari segi makanan, pola hidup juga salah satu trik diet yang ampuh.
"Orang-orang yang tinggal di negara sehat, banyak berjalan kaki ketimbang kebanyakan orang di Amerika. Jadi, apa pun yang Anda makan, jika seseorang berjalan lebih banyak dari Anda, tentu mereka akan terlihat lebih kurus dan hidup lebih lama," ujar Pasternak.
Perjalanan Pasternak tak hanya untuk membandingkan satu negara dengan lainnya, ia pun merangkum lima cara diet sehat yang ada di dunia.
Ini merupakan salah satu diet tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Yunani, Italia, dan Spanyol. Hidangan pada menu ini berisi buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan tentu saja minyak zaitun sebagai bintang utamanya.
Terkadang ikan, daging unggas dan anggur merah juga disediakan sebagai menu utama. Sedangkan daging merah, garam dan gula hanya sebagai tambahan saja. Hidangan ini biasa disajikan saat acara besar keluarga atau sebuah komunitas.
Peneliti mengungkapkan bahwa manfaat Mediterranean Diet sudah dipelajari sejak 1970-an. Menurutnya, penggunaan minyak zaitun pada makanan bisa membantu menurunkan bobot tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.
Diet ini pun telah dianggap sebagai salah satu diet sehat dari 35 diet di dunia, berdasarkan US News and World Report. Diet asal Denmark ini mengutamakan gandum lokal sebanyak lebih dari 75 persen.
Sekilas diet yang ditawarkan mirip Mediterranean Diet, hanya saja New Nordic Diet tidak menggunakan minyak zaitun, melainkan minyak brassica yang banyak ditemukan di sejumlah negara Skandinavia seperti Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia.
Selain disajikan dengan gandum, hidangan ini juga berisi buah-buahan lokal, seperti lingonberri dan bilberri, serta sayuran seperti brokoli, lobak, kol Brussel, wortel, dan bit.
Tak ketinggalan susu rendah lemak serta keju. Terkadang daging sapi, babi, domba dan rusa juga digunakan. Namun lebih sering diganti dengan ikan salmon.
Menurut penelitian dari The American Journal of Clinical Nutrition, diet ini bisa mengurangi lemak perut dan menurunkan risiko penyakit diabetes tipe dua.
Diet rendah kalori dan kaya akan nutrisi ini tersaji dengan hidangan buah serta sayur. Tradisi diet ini rupanya telah hadir sebelum Perang Dunia II.
Pasalnya, Pulau Okinawa di Jepang saat itu merupakan salah satu daerah termiskin. Alhasil, makanan yang ada di daerah tersebut harus dibagi rata ke seluruh penduduk di sana.
Beberapa menu yang sejak dulu dihadirkan adalah ubi, sedikit nasi dengan sayuran hijau dan kuning, seperti pare, dan kacang kedelai. Tahu dan kecap pun turut ditambahkan pada hidangan.
Di era sekarang, beberapa penduduk Okinawa mulai mengonsumsi makanan laut, daging, juga teh. Traditional Okinawa Diet baik untuk mengurangi obesitas dan risiko penyakit jantung.
Sebenarnya, cara diet yang satu ini tidak seutuhnya datang dari Asia. Sejumlah ahli gizi internasional pada era 1990-an beramai-ramai mengumpulkan bahan makanan, seperti beras, mi, biji-bijian, buah, sayur, dan kacang.
Sebagai opsional, mereka turut menambahkan sedikit ikan dan kerang. Sedangkan telur dan daging unggas disajikan setiap minggu dan wajib dimakan.
Harus diperhatikan pula, daging merah harus disediakan dengan porsi kecil dan dengan waktu yang jarang. Meski begitu, sebagian besar negara di Asia tetap menyajikan nasi putih sebagai bahan pokok.
Menurut penelitian, negara Asia tidak memiliki tingkat obesitas yang parah. Begitu pula dengan penyakit jantung, dan permasalahan metabolisme tubuh. Hanya saja konsumsi karbohidrat di Asia cenderung lebih tinggi. Prancis adalah salah satu negara dengan tingkat obesitas yang rendah. Padahal makanan yang sering dikonsumsi warga Prancis adalah keju penuh lemak, yoghurt, mentega, roti, juga cokelat.
Untuk itu, peneliti pun merasa bingung dengan istilah diet yang ada di sana. Rupanya, diet masyarakat Prancis bukan terlihat dari segi makanan, melainkan dari pola hidup.
Meski mereka memakan makanan yang penuh lemak, namun porsi yang diambil adalah porsi kecil, dan mereka cenderung makan dengan waktu yang sangat lama.
Mereka juga tidak membiasakan diri mengonsumsi camilan. Selain itu, warga Prancis juga terbiasa berjalan kaki ke mana pun pergi.
Jika Anda tidak ingin 'tersiksa' lantaran harus menyetop konsumsi makanan manis, mungkin Anda bisa mencoba pola hidup orang Prancis ini.