Jakarta, CNN Indonesia --
Semakin tingginya perhatian masyarakat pada lingkungan membuat banyak wanita yang mulai meninggalkan pembalut sekali pakai saat sedang menstruasi.
Pasalnya meski praktis, pembalut sekali pakai ternyata berkontribusi merusak lingkungan.
Bagaimana tidak, setiap perempuan yang menstruasi bisa mengganti pembalut sebanyak 3-5 kali setiap hari.Ribuan ton limbah pembalut sekali pakai dihasilkan di seluruh dunia setiap bulannya. Data Sustaination bahkan mengatakan sampah pembalut di Indonesia ternyata bisa mencapai 26 ton setiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembalut sekali pakai menggunakan bahan plastik yang diproduksi secara industrial. Hal itu menyebabkannya sulit terurai. Medium menyebut dibutuhkan waktu sekitar 500-800 tahun agar pembalut sekali pakai dapat terurai habis.Hal inilah yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
Polusi akibat limbah pembalut sekali pakai berdampak pada tanah. Zat kimia beracun bisa mencemari tanah dan membuatnya tak subur. Alhasil, tanaman jadi tak bisa tumbuh dengan baik. Bahan kimia dari limbah pembalut sekali pakai juga bisa mempengaruhi kualitas air tanah.
Alhasil, banyak orang mencari cara untuk mengurangi limbah pembalut ini. Salah satunya adalah dengan beralih ke alternatif lain seperti menstrual cup dan juga pembalut kain.
Namun penggunaan menstrual cup masih menakutkan buat banyak perempuan. Selain itu, nilai budaya yang tabu soal menstrual cup juga jadi pertimbangan tersendiri.
Keraguan wanita menggunakan menstrual cup terbilang wajar lantaran cara pemakaiannya yang bertolak belakang dengan nilai budaya yang ditanamkan di Indonesia. Apalagi, pembicaraan soal kesehatan seksual masih sangat tabu. Tak sedikit orang tua yang mau membicarakan perkara tersebut pada buah hati.
"Ada nilai yang ditanamkan pada kita, perempuan, kalau kita enggak boleh masukin apa pun ke organ intim," ujar ahli kandungan Riyana Kadarsari, beberapa waktu lalu. Nilai budaya itulah, yang menurutnya, membuat menstrual cup belum diterima betul oleh wanita Indonesia.
Terlebih saat penggunaan menstrual cup dihubungkan dengan ihwal keperawanan. Mereka yang belum menikah, kata Riyana, mungkin akan berpikir dua kali untuk mencoba menggunakannya.
Padahal, lanjut Riyana, menstrual cup tidak akan mencederai selaput dara wanita. Posisi di mana cawan menstruasi itu dimasukkan, berada jauh dari mulut rahim sehingga selaput dara tetap aman.
Pembalut kain jadi pilihan
Pembalut kain biasanya terbuat dari bantalan kapas dan kain yang lembut. Bentuknya tak jauh berbeda dengan pembalut sekali pakai yang tersedia di pasaran. Jenis pembalut ini memiliki penjepit ke pakaian dalam sehingga tidak mudah bergeser ketika bergerak.
Kids Health mengatakan pembalut kain bisa dipakai kembali setelah dicuci bersih dan dikeringkan. Biasanya anak perempuan cenderung memilih pembalut kain karena lebih baik untuk lingkungan dan menghemat pengeluaran.
Di Indonesia, pembalut kain masih tergolong hal baru. Namun semakin banyak orang yang peduli terhadap lingkungan membuat penggunaan pembalut kain mulai diminati.
Menurut Dokter Spesialis Kandungan Ni Komang Yeni Dhana Sari, penggunaan pembalut kain dari segi kesehatan sama saja dengan penggunaan pembalut sekali pakai. Hanya saja pembalut kain lebih ramah lingkungan.
"Kalau dinilai dari lebih sehat mana, sebenarnya sama saja antara pembalut kain dan pembalut sekali pakai, hanya perbedaannya dia lebih ramah lingkungan," kata Yeni kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/5).
Selain kelebihannya yang ramah lingkungan, pembalut kain juga bisa mengurangi iritasi. Biasanya iritasi pada area kewanitaan terjadi karena kandungan atau komponen dalam pembalut sekali pakai yang tidak cocok dengan jenis kulit. Alhasil kulit ruam, gatal, iritasi, dan infeksi.
Sementara pembalut kain karena terbuat dari kain lembut dan minim bahan pengawet cenderung tidak menimbulkan iritasi.
Namun pastikan Anda mencuci bersih pembalut kain tepat setelah digunakan. Membiarkan pembalut dalam keadaan lembap hanya akan membuat kuman dan bakteri lebih mudah berkembang biak.
"Asalkan dicuci bersih setelah dipakai. Karena kalau cuman ditaruh gitu aja didiemin, dia jadi tempat tumbuh kuman. Jadi abis digunakan langsung dicuci bersih, dikeringkan, jauhkan dari debu, baru boleh digunakan lagi," jelas Yeni.
Yeni juga mengingatkan agar mengganti pembalut secara berkala 3-4 jam sekali. Jika darah sedang keluar banyak maka mungkin Anda membutuhkan ganti pembalut 2-3 jam sekali.
Mengganti pembalut berkala bertujuan agar vagina dalam keadaan kering selalu. Pembalut yang lembap hanya akan membuat kuman dan bakteri lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
"Terutama untuk pembalut kain ya, prinsipnya adalah menghindari kelembapan, jadi ketika dirasa sudah lembap, segera ganti pembalutnya," ucap Yeni.
Pembalut kain juga mudah ditemukan di pasaran. Banyak online shop yang menjual pembalut kain dengan harga murah. Anda bisa mendapatkan pembalut kain mulai harga Rp 10 ribu hingga Rp 60 ribu. Bergantung pada jenis kain, serta berapa lama masa penggunaannya.