Jakarta, CNN Indonesia --
Kekisruhan hingga cancel culture terkait skandal aborsi Kim Seon-ho yang terjadi dalam beberapa hari terakhir membuka kenyataan di balik citra manis dan menawan para selebritas Korea Selatan.
Permasalahan bermula ketika netizen A mengaku sebagai mantan kekasih sang aktor dan mengatakan pernah dipaksa untuk mengaborsi janin dalam kandungannya.
Rumor tersebut beredar di forum online Korea pada Minggu (17/10) dan ramai jadi pemberitaan media pada Senin (18/10). Hingga Kim Seon-ho mengakui hal tersebut dan meminta maaf pada Rabu (20/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SKANDAL ABORSI OLEH KIM SEON-HO |
Banyak hal terjadi sebelum Kim Seon-ho dan agensi, SALT Entertainment, buka suara. Mulai dari penghapusan foto iklan oleh beberapa brand hingga desakan K-netz kepada saluran televisi untuk mengeluarkan Kim Seon-ho dari acara mereka.
Kim Seon-ho yang sejatinya tengah menikmati kesuksesan besarnya usai Start-Up dan menjadi pemeran utama dalam Hometown ChaChaCha harus langsung menelan pil pahit. Semua berubah dalam waktu singkat.
Ia resmi keluar dari variety show 2D1N yang turut membesarkan namanya. Ia juga didepak dari sejumlah proyek film yang seharusnya menjadi debutnya di layar lebar dalam waktu dekat.
Tak hanya itu, wajahnya yang menghiasi begitu banyak iklan di media sosial juga langsung menghilang dalam sekejap. Ia yang semula dicinta menjadi sasaran hujatan.
Dukungan penuh dan cinta dari penggemar terutama netizen Korea (K-netz) sejatinya menjadi pedang bermata dua bagi sang aktor atau idol itu sendiri.
Dukungan penuh itu bisa mengantarkan aktor atau idol berada di puncak. Namun hal itu pula yang bisa membuat para artis bisa langsung jatuh bahkan ketika berada di puncak tepat saat fan menarik dukungannya.
Hal ini adalah buah dari nilai dan etika yang dijunjung tinggi masyarakat Korea Selatan. Ini menjadi salah satu alasan artis, baik aktor atau idol, harus selalu terlihat baik tanpa cela di depan serta belakang kamera.
Tak hanya itu, artis Korea juga seperti dituntut harus memiliki masa lalu yang bersih tanpa masalah demi karier yang mulus dan berumur panjang di kemudian hari. Sebab, nasib karier para artis akan berada di ujung tanduk jika netizen menemukan kesalahan dari hidup sang artis.
Beda Nasib dengan Hollywood
Kondisi tersebut tak hanya dirasakan Kim Seon-ho. Seo Yea-ji yang juga lagi berada di puncak usai membintangi It's Okay To Not Be Okay beberapa waktu lalu mengalami situasi serupa. Ia 'jatuh' akibat tersandung masalah hubungan pribadinya dengan mantan kekasih, Kim Jung-hyun.
Ia disebut menjadi alasan di balik sikap dingin Kim Jung-hyun saat membintangi drama Time beberapa tahun lalu. Berawal dari hal itu, K-netz juga mulai menyinggung sikap kasar dan tak sopan sang aktris kepada staf.
Permasalahan itu membuatnya kehilangan sejumlah kesepakatan iklan hingga batal membintangi drama terbaru bersama aktor-aktor ternama lainnya.
Masih banyak artis lainnya yang mengalami cancel culture dari netizen Korea. Beberapa isu yang memicu hal itu, seperti bullying, pelecehan seksual, gaslighting, bahkan permasalahan dalam hubungan personal artis.
Secara garis besar, hal-hal tersebut merupakan situasi yang bertolak belakang dengan gambaran atau citra sang artis di depan kamera.
Beda perlakuan di Korea dan Hollywood di halaman sebelah...
Nasib para artis di Korea yang menghadapi cancel culture terutama penghukuman di dunia maya tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di Hollywood.
Sebut saja Joaquin Phoenix yang berkata-kata kasar kepada sinematografernya di lokasi syuting Joker, serta aktris Lily James yang berselingkuh dengan aktor beristri, Dominic West.
Sikap serta hubungan personal artis-artis Hollywood itu tak begitu berdampak dengan karier mereka. Terbukti, aktor pemenang piala Best Actor di Oscar 2019 itu masih membintangi sejumlah film hingga kini.
Beberapa hal menjadi penyebab beda perlakuan fan terhadap idola di Korea serta Hollywood. Salah satu yang membedakan adalah fan di Korea masih sangat menjunjung tinggi nilai dan etika.
Kritikus budaya pop Kim Hern-sik mengatakan hal itu yang membuat standar moral berada di atas individu sang artis. Sehingga, setiap tokoh publik tunduk pada kode etik yang ketat.
"Orang Korea menghargai norma sosial dan etika sebelum privasi, dan cenderung memprioritiaskan dampak sosial dari tindakan seseorang," kata Kim Hern-sik seperti dilansir Korea Times beberapa waktu lalu.
Senada, Profesor sosiologi di Universitas Kyung-hee Song Jae-ryong mengatakan situasi tersebut yang membuat para artis Korea menjadi 'korban' harapan tinggi sebagian besar masyarakat Korea.
Ia juga menyoroti di mana masyarakat Korea sangat menghormati dan menghargai kepatuhan dan kesesuaian mayoritas. Sehingga, apabila sikap artis tersebut berbeda dari mayoritas maka mereka berisiko akan tidak disukai.
 Seo Yea-ji menjadi salah satu aktris yang sempat tersandung isu miring dan membuatnya kehilangan beberapa kerja sama iklan. Foto: (dok. Gold Medalist) |
"Orang Korea memiliki kecenderungan kuat memihak, terutama menempatkan mereka dari kelompok sosial yang berbeda di sisi yang berlawanan," tutur Song Jae-ryong.
"Karena selebritas menonjol dan menarik perhatian publik, orang-orang memiliki perasaan buruk jika kehidupan mereka berbeda, dan cenderung kurang toleran terhadap kesalahan moral atau etika yang dirasakan."
Song Jae-ryong mengatakan situasi tersebut diperparah dengan perkembangan dan peningkatan penggunaan media sosial belakangan ini yang menyebabkan rumor menyebar lebih cepat.
"Ketika isu kurang sedap muncul, itu akan menyebar bersamaan dengan netizen yang sangat cepat berkumpul dan menyuarakan pandangan mereka," tuturnya.
Dampaknya adalah isu tersebut juga langsung menarik perhatian banyak pihak, seperti tim produksi, saluran televisi, hingga pelaku bisnis seperti iklan.
Opini negatif publik terhadap artis ketika tersandung masalah kerap berujung pada 'bersih-bersih' di media sosial hingga pemutusan kontrak bisnis agar tak terseret citra negatif sang artis.
Pembenaran Diri
Kritikus budaya Ha Jae-geun menilai desakan netizen Korea kepada perusahaan untuk memutus hubungan dengan artis 'bermasalah' menjadi bentuk pembenaran dan memberikan kepuasan bagi publik.
"Ketika netizen menyuarakan pendapat mereka dan memaksa acara TV membatalkan acara atau bintang itu mundur, itu dengan sendirinya memberikan rasa kepuasan," kata Ha Jae-geun.
"Ini kadang membuat netizen menjadi kritikus yang lebih keras lagi."
Namun, ia menilai hal tersebut tak sepenuhnya buruk. Ha Jae-geun menyatakan selebritas merupakan sosok yang memiliki dampak sosial besar. Sehingga, cara menangani permasalahannya bisa menjadi contoh di masyarakat.
"Jika seorang artis dulu terlibat bullying dan akhirnya dikeluarkan dari program, anak anak bisa mengambil pelajaran dari konsekuensi mengintimidasi orang lain," tuturnya.