Greysia/Nitya lagi-lagi menghadapi ganda-ganda China yang bertukar pasangan. Kali ini yang hadir di hadapan mereka adalah duet Zhong Qianxin/Yu Yang.
Tak pernah bertemu di turnamen-turnamen sebelumnya, Greysia/Nitya harus cepat beradaptasi dengan pola permainan lawan dan menemukan solusi untuk menaklukkannya.
Potensi bahaya duet China ini bisa dilihat dari kemampuan mereka melewati adangan unggulan ketiga Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Greysia/Nitya sendiri bisa dikatakan tengah dalam performa terbaik mereka jelang babak semifinal ini. Mereka mampu menjejak ke babak semifinal tanpa kehilangan satu angka pun.
Defense yang ditunjukkan Greysia/Nitya terbukti ampuh. Dari keadaan diserang, Greysia/Nitya bisa mengubah alur pertandingan dan melakukan serangan balik.
Hal itulah yang terjadi di pertarungan Greysia/Nitya di babak-babak sebelumnya.
Dukungan penonton di Istora bakal jadi tambahan kekuatan Greysia/Nitya. Walaupun begitu Greysia/Nitya mengaku dukungan suporter Indonesia bisa jadi bumerang yang membuat mereka tampil buruk.
"Kadang dengan dukungan penonton yang menggebu-gebu, kami jadi terlalu agresif melakukan serangan. Padahal semestinya tidak dulu di-smash, malah langsung kami smash. Hal-hal seperti inilah yang harus bisa kami hindari karena kontrol terhadap pertandingan itu penting," ucap Greysia yang diamini Nitya.