Wacana kompetisi Liga 1 2021 tanpa degradasi akan memberikan sejumlah aspek yang menguntungkan dan merugikan. Berikut untung rugi Liga 1 2021 tanpa degradasi.
Pada kali ini rumor kompetisi tanpa degradasi eskalasinya lebih tinggi karena sedang dalam situasi pandemi Covid-19.
Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada 3 Mei 2021 bahkan telah menyepakati hal tersebut. Exco PSSI berpendapat, penghapusan degradasi disepakati setelah mendengar suara mayoritas klub Liga 1 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, PSSI kemudian meralat keputusan. Kontroversi yang muncul akibat wacana kompetisi tanpa degradasi ini akan diselesaikan dalam Kongres (tahunan) PSSI yang akan berlangsung pada 29 Mei 2021 di Jakarta.
Masalahnya, perdebatan soal degradasi ini telah melebar. Suporter klub-klub Liga 1 dan Liga 2 pun telah melakukan gerakan perlawanan. Mereka berjanji akan memboikot kompetisi jika tak ada degradasi.
Jika dibedah secara mendalam, ada banyak untung dan rugi dari kompetisi tanpa degradasi. Namun, secara garis besar dan sederhana ada tiga keuntungan dan kerugian dari pelaksanaan liga tanpa ada yang turun kasta.
Menurut pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, ada tiga kerugian dari kompetisi tanpa degradasi, yakni liga jadi tidak ideal, tidak menarik dan membuka potensi pengaturan skor, utamanya pada akhir musim.
![]() |
"Kekhawatiran adanya pengaturan [skor] wajar, tetapi bukan satu-satunya alasan. Saat ada degradasi pun pengaturan terbukti pernah terjadi. Namun memang, ini memberi peluang terjadinya pengaturan. Itu harus diakui," katanya.
Adapun keuntungan kompetisi tanpa degradasi adalah memudahkan keluarnya izin pertandingan dari kepolisian, lebih mudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dan memberi rasa keadilan kepada semua klub.
"Kondisinya sekarang memang tidak ideal. Itu poinnya. Jika kompetisi tidak ada home and away, akan menjadi keadilan bagi klub jika tak ada degradasi. Kita harus jujur melihat keadaan," ucap pengamat yang biasa disapa Bung Kus ini.