Tema pluralisme yang dihadirkan Hanung lewat film
? justru ditentang sebagian kalangan. Film
? sempat heboh karena Front Pembela Islam (FPI) bersuara keras terhadapnya. FPI menyebut film
? menyesatkan, dan mengharamkan umat Islam menontonnya karena berisi ajaran liberal.
Namun, Hanung menanggapi santai protes itu. Ia merasa filmnya tidak menyesatkan. Apalagi
? diapresiasi di luar negeri. Hanung didukung oleh, salah satunya, Yenny Wahid yang merupakan putri mendiang Gus Dur. Kata Yenny, film Hanung menyampaikan ide-ide pluralisme di Indonesia.
Beberapa poin menjadi latar belakang FPI menolak
?. Dengan tokoh yang berlatar agama berbeda namun tersimpul menjadi satu konflik,
? dianggap menebarkan paham bahwa Islam bukan agama nan suci. Salah satunya, ada tokoh Menuk (Revalina S. Temat) yang dikisahkan berjilbab namun bekerja di restoran yang menjual babi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirilis tahun 2011, film
? menampilkan Reva, Reza Rahadian, Agus Kuncoro, Endhita, Rio Dewanto, Glenn Fredly, dan Hengky Solaiman dalam satu panggung. Masing-masing memerankan tokoh dengan karakter yang berbeda, bukan hanya sosoknya tetapi juga agamanya.
Hanung memang memfokuskan film
? pada toleransi antaragama di Indonesia. Itu terwakili lewat keluarga Hengky dan Rio yang beragama Budha, Reza dan Reva yang beragama Islam, dan Endhita yang beragama Katolik. Masing-masing punya konflik, dan sesekali bersinggungan.
Film
? bisa tetap beredar, setelah Hanung mendatangi MUI dan beberapa adegan film dipotong.