Review Film: Good Time

Hamka Winovan | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jul 2020 21:00 WIB
Review Good Time menilai, film ini menjadi titik balik dari karier akting Robert Pattinson dan menunjukkan talenta aktor itu yang sesungguhnya.
Review Good Time menilai, film ini menjadi titik balik dari karier akting Robert Pattinson dan menunjukkan talenta aktor itu yang sesungguhnya. (dok. A24 via IMDb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak sedikit aktor yang sulit lepas dari bayang-bayang suatu karakter ikonis mereka, seperti Daniel Radcliffe sebagai Harry Potter hingga Jennifer Aniston sebagai Rachel Green di serial Friends. Begitu pula Robert Pattinson.

Pattinson dikenal sebagai Edward Cullen di saga untuk remaja puber, Twilight. Aktingnya kerap dibilang buruk dalam saga yang dimulai 2008 itu. Sialnya, Pattinson tak bisa lepas dari bayang karakter itu.

Sampai kemudian, Pattinson menemukan jalan keluar dari bayangan sang vampir dengan menerima tawaran bermain dalam film Benny Safdie dan Josh Safdie, Good Time (2017). Hal inilah yang membuat saya tertarik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film Good Time menceritakan Connie Nikas (Robert Pattinson) yang mengajak adiknya, Nick (Benny Safdie) untuk melakukan sebuah perampokan bank di New York. Padahal, Nick mengalami disabilitas mental.

Rencana awalnya berjalan mulus sampai kemudian teller memasukkan US$65 ribu ke tas mereka bersama dengan granat asap merah yang kemudian meledak di dalam mobil. Asap itu menempel dalam pakaian kakak-adik itu dan membuat mereka mudah terlacak polisi.

Nick tertangkap oleh polisi dan dikurung dalam jeruji besi. Sedangkan Connie, ia berhasil kabur dengan membawa uang hasil rampokan dan mencoba membebaskan adiknya dengan uang tebusan.

Namun sebagian uang itu tak bisa digunakan karena noda asap merah yang telah menjebak mereka. Connie masih butuh US$10 ribu ketika ia tahu adiknya tak sadarkan diri di rumah sakit akibat berkelahi dengan tahanan lainnya.

Ketika berusaha menyelamatkan Nick dari rumah sakit, Connie justru ketiban sial dengan membawa kabur kriminal yang baru bebas dari penjara bernama Ray (Buddy Dures). Masalah demi masalah pun muncul.

Good TimeFilm Good Time menceritakan Connie Nikas (Robert Pattinson) yang mengajak adiknya, Nick (Benny Safdie) untuk melakukan sebuah perampokan bank di New York. Padahal, Nick mengalami disabilitas mental.: (dok. A24 via IMDb)

Protagonis Sekaligus Antagonis


Dalam Good Time, Robert Pattinson dengan sangat baik berhasil mengeksekusi karakter Connie yang egois, apatis, tak berpikir panjang, dan ceroboh, namun amat menyayangi adiknya.

Tindakan Connie yang selalu menghadirkan masalah dari setiap penyelesaian masalah ini, justru menjadi daya tarik dan mampu membuat saya tak beranjak dari layar.

Apalagi, sosok protagonis juga menjadi antagonis dalam film ini. Sedari awal, Connie sudah membuat langkah gegabah yang menghasilkan masalah demi masalah lainnya. Aksi Connie jadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Performa 'baru' Pattinson ini juga didukung aspek lainnya. Untuk sinematografi, director of photography (DOP) Sean Prince Williams dengan lensa tele berhasil menangkap rasa cemas dan gugup Connie kala menghadapi masalah.

Lensa dengan jarak fokus jauh ini memiliki kedalaman yang sempit, sehingga membuat karakter merasa terasingkan atau terisolasi dari layar.

Kemudian, ada adegan di dalam rumah hantu saat Connie dan Ray mencari botol miras yang menurut saya sangat berkesan. Penggunaan cahaya neon di sepanjang scene ini sangat apik dan unik.

Secara keseluruhan, sinematografi di Good Time sangat realis dan terlihat tidak dibuat-buat. Menurut IMDb, Safdie bersaudara memang sengaja tidak mengunci lokasi karena keterbatasan bujet.

Namun hal itu juga menjadi poin menarik karena orang di sekitar lokasi syuting menghasilkan reaksi natural ketika ada adegan Connie dan Nick berusaha kabur kala dikejar aparat. Bahkan, warga di lokasi syuting pun tidak mengenal sama sekali Robert Pattinson.

Good TimeReview Good Time menyebut Kedua sutradara memberikan ruang kepada aktor underrated seperti Robert Pattinson untuk membuktikan dirinya lepas dari 'kutukan' vampir Twilight.: (dok. A24 via IMDb)

Riil

Dari sisi scoring, Good Time memiliki musik yang unik. Dengan mengusung konsep cyberpunk, tata musik garapan Daniel Lopatin ini mampu menaikkan adrenalin selama durasi film. Meski, pada beberapa bagian terasa mengganggu.

Sang sutradara, Ben dan Josh Safdie sukses menciptakan sebuah karya film bergenre thriller kriminal dengan eksekusi energik, dialog yang riil, dan didukung dengan pengambilan gambar 'handheld' di banyak scene.

Ben dan Josh Safdie melakukan arahan yang sangat baik kepada para aktor dan semua departemen produksi.

Gaya penyutradaraan yang energik dan realistis dari Ben dan Josh Safdie juga masih diterapkan di film mereka selanjutnya, Uncut Gems (2019) yang dibintangi oleh Adam Sandler.

Segala komposisi tersebut membuat Good Time menjadi film yang seru dan menegangkan. Sedari awal hingga daftar kredit muncul, saya tidak diberikan waktu istirahat karena plot yang tak terduga. Mungkin bagi sebagian orang, film ini akan terasa melelahkan.

Visual dan tata suara film ini sangat ciamik, ditambah dengan suguhan performa Robert Pattinson yang segar. Saya benar-benar mendapatkan "good time" ketika menyaksikan Connie Nikas mengalami "bad time" di sepanjang film.

Salut untuk kedua sutradara yang memberikan ruang kepada aktor underrated seperti Pattinson untuk membuktikan dirinya lepas dari 'kutukan' vampir Twilight.

Dalam film Safdie bersaudara selanjutnya, mereka memercayai Adam Sandler yang mendapatkan penghargaan lima kali sebagai aktor terburuk sebagai pemeran utama.

[Gambas:Youtube]


Entah kekuatan magis apa yang dimiliki Safdie bersaudara, dalam Uncut Gems (2019), Sandler berhasil menghasilkan performa yang jauh dari kesan buruk.

Yang jelas, Safdie bersaudara lewat Good Time membuat saya harus menelan ludah saya sendiri terkait akting Pattinson yang semula sama sekali tak saya suka sejak aktor Inggris itu membintangi Twilight.

Gara-gara Good Time, saya mulai mengikuti jejak karier Robert Pattinson. Gara-gara film ini pula, karier aktor itu semakin baik. Ia bermain dengan baik dalam The Lighthouse (2019) bersama Willem Dafoe, bahkan dipercaya mengenakan mantel virgillante penumpas kejahatan di kota Gotham dalam The Batman.

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER