Cuplikan Wawancara soal Korupsi dan Harta Lima Capim KPK

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Minggu, 30 Agu 2015 10:53 WIB
Menurut Pansel KPK, pihaknya menelusuri catatan Bareskrim dan mengklarifikasi dugaan korupsi tersebut dalam sesi wawancara kepada 19 capim KPK.
Pansel KPK. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Menurut catatan CNN Indonesia, dalam rentang tiga hari, sedikitnya lima orang kandidat ditanya soal kepemilikan hartanya, penggunaan uang negara, atau dugaan kasus tindak pidana korupsi.

Mereka adalah mantan Direktur Pengawasan Internal KPK, Chesna Fizetty Nawar, Mayjen TNI Purnawirawan Hendradji Soepanji, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie, mantan Direktur Eksekutif Foundation Nina Nurlina, dan staf ahli Badan Intelijen Negara (BIN) Thony Saut Situmorang.

Berikut cuplikan proses wawancara lima kandidat:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Hendardji Soepanji

Hari berikutnya, tiga orang capim KPK ditanya soal harta dan penggunaan uang negara. Kandidat pertama yang diusut hartanya yakni Hendardji Soepanji. Hendardji terakhir menjabat sebagai Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat (Aspem KASAD) pada 2010. Ia mengaku telah mengabdi di dunia militer selama 36 tahun. Selama tergabung dalam angkatan bersenjata itu, istri Hendardji yang merupakan dokter juga ikut bekerja.
Hendardji Soepandji berbicara mengenai permasalahan di KPK setelah mengikuti profile assessment di Pusdiklat Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (28/7). (CNN Indonesia/ Abi)

Menilai adanya indikasi ketidakwajaran harta, pansel KPK Supra Wimbarti dan Harkristuti Harkrisnowo pun bertanya. Keduanya menanyakan soal harta Hendardji yang melimpah hingga Rp 32 miliar dan ribuan dollar Amerika.

"Saya kira wajar. Itu harta kami berdua, saya dan istri saya. Saya menjadi TNI selama 36 tahun dan istri saya (bekerja) 33 tahun," jawab Hendardji saat seleksi wawancara.

Pansel pun juga mencecar soal moge atau motor gede yang dipunya Hendardji. Pria berusia 63 tahun ini mengaku, baru melaporkan kekayaan moge miliknya pada 2014. Padahal, ia telah memilikinya sejak lama.

"Alasannya karena BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) sempat hilang jadi diurus ke polisi. Tapi saya tetap bayar pajak, " katanya.

Soal rumah, sedikit berbeda. Ketika ditanya pansel berapa rumah yang dimiliki, Hendardji terdengar gugup. "Saya lupa," katanya.

Hendardji pun masih berkeras uang yang diperoleh pasca purna tugas dari militer adalah sebuah kewajaran. "22 tahun setelah pensiun, bertugas sebagai Direktur Utama Kemayoran dan Komisaris di Wilmar. Wilmar punya 90 badan usaha tapi saya jadi komisaris di satu badan usaha, PT Cahaya Kalbar yang sekarang jadi PT Wilmar Cahaya Indonesia," katanya.

Cuplikan Wawancara soal Korupsi dan Harta Lima Capim KPK

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER