Menurut catatan CNN Indonesia, dalam rentang tiga hari, sedikitnya lima orang kandidat ditanya soal kepemilikan hartanya, penggunaan uang negara, atau dugaan kasus tindak pidana korupsi.
Mereka adalah mantan Direktur Pengawasan Internal KPK, Chesna Fizetty Nawar, Mayjen TNI Purnawirawan Hendradji Soepanji, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie, mantan Direktur Eksekutif Foundation Nina Nurlina, dan staf ahli Badan Intelijen Negara (BIN) Thony Saut Situmorang.
Berikut cuplikan proses wawancara lima kandidat:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5. Thony Saut SitumorangSelanjutnya, pada hari terakhir seleksi, Dosen Intelijen Universitas Indonesia Thony Saut Situmorang dicecar mobil mewah. Hal tersebut dipertanyakan Anggota Pansel Diani Sadiawati. Pansel menerima laporan terkait kepemilikan Saut akan mobil jeep merek Rubicon dengan nomor polisi B 54 UTS.
 Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang. (CNN Indonesia/ Christie Stefanie) |
Menanggapi pertanyaan Diani, Saut santai. "Saya tidak tahu apakah Rubicon itu mewah? Istri saya yang beli," ujar Saut.
Ketua Pansel Destry Damayanti pun kembali mempertanyakan masalah pembayaran pajak akan mobil Rubiconnya tersebut. Saut mengatakan dirinya telah membayar pajak atas mobilnya pada 24 Desember 2014 lalu. Pajak selanjutnya akan dibayarkan pada 24 Desember 2015 mendatang.
Saut bahkan menunjukkan bukti berupa Surat Tanda Nomor Kendaraannya (STNK) kepada Destry.
Tak berhenti disitu, Pansel pun mengklarifikasi dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Saut melalui perusahaan yang dimilikinya, PT Indonesia Cipta Investama. Anggota Pansel KPK Yenti Garnasih mengatakan pansel menerima laporan akan adanya dugaan TPPU tersebut.
Perusahaan tersebut, diakui Saut, digunakan mengakses informasi society intelligent. Oleh sebab itu, Saut mengatakan tidak ada laporan keuangan karena memang tidak ada kegiatan yang dilakukan.
"Saya siap mati hari ini kalau perusahaan itu digunakan (untuk yang lain)," ucapnya.
(utd)