KALEIDOSKOP NASIONAL 2015

Kontroversi Warnai Perjalanan Korps Bhayangkara

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 30 Des 2015 17:23 WIB
Mulai dari lika-liku perjalanan Budi Gunawan untuk menjadi orang nomor satu di Trunojoyo pada awal tahun, hingga ancaman teroris di akhir tahun.
Gedung Bareskrim Polri, Jakarta. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangkaian peristiwa dan kontroversi mewarnai perjalanan Polri selama setahun ini. Mulai dari lika-liku perjalanan Komisaris Jenderal Budi Gunawan untuk menjadi orang nomor satu di Trunojoyo pada awal tahun, hingga ancaman teroris yang menyelimuti di akhir tahun.

Belum lagi konflik antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi menyusul penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka dan penangkapan Bambang Widjojanto tak lama setelahnya.

Di pertengahan tahun, kontroversi yang diakibatkan Komisaris Jenderal Budi Waseso saat menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) hingga penggeserannya ke posisi Kepala Badan Narkotika Nasional turut mewarnai perjalanan Korps Bhayangkara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNN Indonesia merangkum semua peristiwa seputar Kepolisian dalam kaleidoskop. Berikut adalah kilas balik perjalanan Polri dari awal hingga akhir 2015.

Budi Gunawan dan konfrontasi KPK-Polri

Isu pemilihan Budi Gunawan sebagai Kapolri merebak sejak penghujung 2014 lalu. Nama bekas ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu disebut bermasalah karena pernah terlibat dalam kasus dugaan kepemilikan rekening gendut.

Pada 10 Januari, Presiden Joko Widodo baru membenarkan telah memilih Budi sebagai pimpinan Kepolisian saat dikonfirmasi wartawan. Dia memastikan tidak ada yang salah soal usulan mana itu. Bahkan, kata dia, nama itu masuk dalam rekomendasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Tiga hari setelahnya, Abraham Samad yang saat itu menjabat sebagai Ketua KPK mengumumkan penetapan tersangka terhadap Budi. Menurutnya, penyidik menemukan transaksi tidak wajar selama proses penyelidikan yang dimulai pada Juli 2014.

Dugaan rekening gendut Budi mengemuka ketika Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melakukan penelusuran terhadap transaksi sejumlah pejabat polisi, termasuk Budi.

Dari hasil penelusuran itu, ditemukan ada indikasi tak wajar dalam rekening Budi Gunawan. Namun Inspektur Jenderal Ronny Sompie yang saat itu menjabat sebagai juru bicara Polri menegaskan, Polri telah menyelidiki laporan PPATK yang disampaikan tahun 2010. Hasilnya, Polri tak menemukan indikasi tindak pidana dalam transaksi Budi.

Berselang 10 hari sejak penetapan tersangka itu, penyidik Bareskrim menangkap Bambang Widjojanto yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua KPK. Dia ditangkap selepas mengantar putrinya ke sekolah di Depok.

Dalam konferensi pers, Ronny Sompie mengatakan penangkapan Bambang terkait dengan kasus sengketa pemilihan kepala daerah di Kotawaringin Barat pada 2010 silam. Bambang disangka telah melakukan tindakan berupa menyuruh melakukan atau memberikan keterangan palsu pada persidangan di Mahkamah Konstitusi.

Setelah penangkapan ini, banyak warga yang aktif menggunakan Twitter berkicau menggunakan tanda pagar #SaveKPK. Tanda pagar ini menduduki peringkat lima topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter di seluruh dunia dan peringkat pertama di Indonesia.

Selain #SaveKPK, beberapa kata kunci terkait kasus ini juga menjadi pembicaraan ramai di Twitter, seperti "Cicak vs Buaya" dan "Wakil Ketua KPK." Peristiwa ini memang dinilai sebagai kebangkitan konflik Cicak vs Buaya --istilah yang berasal dari pernyataan bekas Kabareskrim Susno Duadji--  yang sempat dua kali merenggangkan hubungan kedua institusi hukum sejak 2009.

Meski sempat dinyatakan akan ditahan, Bambang kemudian dilepaskan pada dini keesokan harinya.

Penangkapan Bambang Widjojanto dilakukan tidak lama setelah Budi Waseso menggeser Komisaris Jenderal Suhardi Alius sebagai Kabareskrim. Polri mengonfirmasi kabar pergantian tersebut pada 16 Januari.

Budi Waseso, mantan Kepala Pusat Pengamanan Internal yang menangkap Susno Duadji, mengatakan ada "pengkhianat" yang hendak menghalangi langkah Budi Gunawan menjadi Kapolri. Isu santer menyebut nama Suhardi sebagai orang yang dimaksud, namun keduanya menampik.

Suhardi disebut-sebut sebagai orang yang memberikan informasi untuk melengkapi berkas perkara Budi Gunawan di KPK. Inspektur Pengawasan Umum Komisaris Jenderal Dwi Priyanto mengatakan telah memeriksa Suhardi terkait informasi tersebut. Hingga kini, tuduhan tersebut belum dapat dibuktikan.

Pada 16 Februari, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin Rizaldi, mengabulkan gugatan praperadilan Budi Gunawan melawan KPK. Status tersangka yang disematkan kepadanya dianggap tidak sah secara hukum dan dicabut.

Walau demikian, berselang dua hari, Jokowi mengumumkan tidak akan melantik Budi sebagai Kapolri. Sebagai gantinya, Presiden mengusulkan nama Badrodin Haiti untuk menggantikan Budi sebagai calon Kapolri.

"Mengingat bahwa pencalonan Komjen Budi Gunawan telah menimbulkan perbedaan pendapat di masyarakat," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Masih dalam bulan yang sama, Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka menyusul rekannya, Bambang Widjojanto. Dia dijerat dalam dua kasus yang berbeda, yakni kasus penyalahgunaan wewenang dan pemalsuan dokumen.

Tidak hanya Samad, Polri juga kembali mengusut kasus penyidik KPK, Novel Baswedan, yang disangka melakukan penganiayaan terhadap tersangka pencuri burung walet saat masih bertugas di Kepolisian 2004 silam. Kasus ini sempat dihentikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena mengakibatkan ketegangan antara kedua institusi.

Belum lagi, para pimpinan KPK bergiliran dilaporkan ke Polri. Termasuk juga Johan Budi yang saat itu menjabat sebagai juru bicara komisi antikorupsi. Meski tidak berujung pada penetapan tersangka, pelaporan ini semakin memperpanas hubungan kedua penegak hukum.

Hanya kasus Bambang, Samad, dan Novel yang terus berjalan. Penanganan tersangka dan barang bukti kasus keterangan palsu Bambang diserahkan ke jaksa penuntut umum pada 18 September. Sementara perkara pemalsuan dokumen Samad diserahkan pada 22 September dan Novel pada 3 Desember.

Pelimpahan tersebut menandakan akhir penyidikan bagi ketiga kasus tersebut. Namun, hingga kini, ketiganya belum menjalani proses persidangan.

Budi Waseso Melawan Korupsi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5 6
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER